Rabu, 23 Oktober 2013

Invitation : Inner-Scape Solo Exhibition by Seppa Darsono




Inner-Scape
7-lungan

Pembukaan
02 November 2013 jam 19.30 WIB
Pesan-trend Budaya Ilmu Giri
Nogosari, Selopamioro, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

Dibuka Oleh
HM. Nasruddin Anshoriy Ch

Music Performance
Esteh Anget
Wahono Simbah
Harlen Kurniawan

Penulis
Bayu W


Persepsi tentang seni dan kebebasan terdapat dalam berbagai varian praktek yang berbeda-beda, serta mengandung nilai-nilai yang berlaku secara universal dan personal, umum dan juga khusus, meng-global tapi juga lokal. Sesuai dengan hal tersebut, setidaknya sensitivitas dan ekpresi seni (bersifat multi-persepsi) sanggup menyatakan bahwa seni berlaku pada sisi nilai-nilai kebebasan seiring dengan tanggup jawab yang meliputinya. “Artefak-kebebasan” merupakan nilai-nilai yang menggiring moralitas manusia kearah yang lebih baik. Karena, nilai-nilai tersebut selalu hadir serta tumbuh secara jamak dalam berbagai konstruksi realitas seperti; nilai – nilai religiusitas dan kebudayaan dalam peradaban manusia. 

Di titik ini sudah sewajarnya seniman menantang dirinya agar menangkap “tanda-tanda” realitas, terkait “isi” karyanya yang di-artikulasikan ke dalam bentuk (visual). Bukankah hal demikian nantinya dapat mengurai makna kebebasan? dan atau, kebebasan-bermakna yang selalu diagung – agungkan oleh banyak seniman?. Menurut pendapat saya (pada proses kekaryaan dalam pameran tunggal Seppa Darsono ini), skema yang paling mungkin untuk dilakukan adalah; metode “stimulus-respon”, dengan pengertian, yaitu; mendekatkan seniman dengan unsur – unsur kehidupan, kemudian unsur – unsur tersebut berfungsi sebagai “stimulasi-aktif”, yang sadar ataupun tidak disadari akhirnya menuntut “respon-kreatif” seniman (dalam proses penciptaan karya seni). Unsur – unsur tersebut meliputi adalah lingkungan alam, budaya dan kandungan nilai – nilai religius yang melekat pada Pesan-Trend Budaya Ilmu Giri.

Inner-Scape saya definisikan sebagai “panorama-dalam jiwa” yaitu; “kedalaman jiwa individu yang sadar bahwasanya “diri” adalah bagian utuh dari “scape-kehidupan”. Diri menjadi bagian dari “relasi – relasi” realitas kehidupan, dan mau tidak mau ikut bertanggung jawab dengan segala–upaya untuk menjaga keseimbangan antar relasi-relasi tersebut”.

Berikutnya, konstruksi “inner-Scape” dalam pameran tunggal Seppa Darsono yang pertama ini dapat dimaknai sebagai; “proyeksi-seni” yang melepaskan diri dari pemaknaan “fisik” yang semata – mata bersifat materialistik. Karena dia (seniman dan karya seni) menjadi bagian dari hubungan antara Seni, Alam dan Nilai – nilai Religiusitas. Dan atau, Senimannya berani membuka diri untuk menangkap dan merespon suara-alam serta prinsip – prinsip religiusitas yang sepertinya sengaja dilepaskan (ditinggalkan) begitu saja dalam proses penciptaan karya seni di era kontemporer ini. Tujuannya pun jelas; menggali, memaknai dan “memperbaharui” benang – benang merah antara seni, kebudayaan dan kehidupan ini, tanpa mengabaikan kebajikan alam dan kebijakkan nilai – nilai religiusitas.

Sesuai dengan wacana di atas, dalam pameran tunggal ini Seppa Darsono merespon dengan tujuh karya “tiga dimensi-instalatif” yang tentu saja menarik untuk kita simak.
Bayu W
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar