“ Spasialitas ”
merupakan konsekwensi logis dari keberadaan manusia, karena Bumi adalah tempat
bagi manusia dan berbagai makhluk lainnya melangsungkan kehidupan. Kemudian
interpretasi terhadap Bumi dan kelangsungannya kelak bergantung pada manusia,
sebab anugerah “Akal” yang diterima setiap individu diiringi oleh tanggung
jawab yang relatif besar.
Pada dasarnya setiap individu memiliki kesadaran bahwa keberadaan mereka menjadi bagian dari kompleksitas kehidupan di atas Bumi ini. Setiap tindakan dan perilaku yang diaplikasikan berpengaruh pada “kenyataan” dan berkaitan erat dengan Bumi sebagai spasialitasnya. Begitupun sebaliknya, kondisi “ruang kehidupan” berpengaruh terhadap pembentukan perilaku dan tindakkan individu. Hubungan timbal-balik yang tidak bias dipisahkan.
Namun karena keanekara ragaman proses “penghayatan individu” terhadap kehidupan dan cara “memaknai” hubungan eratnya dengan ruang kehidupannya terealisasikan dalam berbagai bentuk tindakan, baik itu bersifat positif maupun negatif, seperti penguasaan, pengeksploitasian, pemeliharaan, peng-rusakkan, pemanfaatan dan berbagai tindakan – tindakan lainnya yang beraneka ragam.
Dalam lukisan Being-on-the-Earth secara visual adalah bentuk seorang manusia dengan topi bulat sedang memeluk guling. Topi dengan bulatan berwarna merah merupakan simbol dari Bumi dengan situasi dan kondisinya sekarang ini. Kondisi Bumi yang telah kehilangan keseimbangan akibat perilaku manusia yang mengeksploitasinya secara membabi buta demi menyokong tingginya peradaban manusia. Kondisi ini mulai membuat situasi kehidupan menjadi kacau, Banjir, Gempa Bumi, Pergantian musim yang ekstrim dan tidak menentu, Pemanasan global, Berbagai bencana alam, Hingga mencairnya es di kutub – kutub bumi yang membuat naiknya permukaan laut.
Sedangkan manusia yang memeluk guling dengan hangat menjadi sebuah ajakkan agar menjadikan bumi ( Spasialitas) sebagai seorang sahabat atau sesuatu yang paling dikasihi, peduli dan menjaga seutuhnya. Karena menjaga keberadaannya sama seperti menjaga kehidupan saat ini dan keberadaan generasi manusia selanjutnya.
Bayu W
Aloha From Hawaii, No Great Talent Goes Unpunished, But All Gain Great Respect After Their Demise.
BalasHapus